Pegolf profesional kelahiran Sawangan pada 7 Mei 1985 ini, seperti banyak pemain pro lainnya dari daerah tersebut, mengenal olahraga golf sejak kecil. Hendri Nasim, anak bungsu dari empat bersaudara, mulai bermain golf pada usia lima tahun karena rumahnya dekat dengan lapangan golf Sawangan. Anak-anak seangkatannya yang tinggal dekat jalan raya Sawangan – Parung – Bogor bermain di lapangan golf 9 hole, sedangkan Hendri dan teman-temannya yang tinggal dekat jalan raya Depok – Sawangan bermain di lapangan golf 18 hole yang kini tinggal kenangan.
Sawangan, yang dikenal sebagai “Kawah Candradimuka” untuk para pecinta golf pada era 1980-an, memang menjadi tempat penggodokan bagi Hendri dan teman-temannya. Menariknya, tidak ada dari mereka yang memiliki bakat turunan dari ayah mereka, tetapi mereka belajar secara otodidak dengan melihat orang bermain golf setiap hari. Stik yang mereka gunakan pun buatan sendiri dari batang pohon, bukan stik buatan pabrik. Stik ini multifungsi, bisa digunakan untuk memukul bola dari tee, mengeluarkan bola dari bunker, hingga memasukkan bola ke dalam lubang.
Saat bermain, mereka tidak memulai dari tee box tetapi dari titik di fairway di belakang rumah mereka, menunggu giliran setelah para pegolf selesai bermain. Seiring waktu, orangtua mereka mulai bisa membelikan stik bekas, atau mendapatkannya sebagai hadiah dari pegolf yang berhutang budi kepada mereka yang bekerja sebagai caddy.
Sumber: golfjoy.co.id