Mantan Caddy Yani Golf Club Surabaya Jadi Atlet Pro
BOCAH laki-laki ini sangat bersemangat mencari nafkah. Setiap pukul 06.00 dia stand by di Lapangan Yani Golf Club.
Rumahnya memang tidak jauh dari lapangan tersebut. Dua tangannya memegang bendera. Matanya terus mengawasi titik terpelantingnya bola hingga ia mendarat.
Bocah itu adalah gambaran masa kecil Moch. Ali Budi Santoso atau yang akrab disapa Ali B.S.
Ali masih ingat betul suasana tempo dulu di lapangan golf yang menjadi tempat bermain masa kecilnya.
Sejak berusia 10 tahun Ali berkecimpung di dunia golf dengan menjadi fore-caddy. Pada zaman itu dia dibayar Rp 100 setiap sesi.
Dalam sehari, Ali bisa mendapatkan satu hingga dua sesi. Tiga tahun kemudian, Ali menjadi caddy di Yani Golf Club.
’’Dulu, setiap Senin–Kamis para caddy boleh berlatih kalau nggak ada pelanggan. Tekniknya ya belajar dari mengamati orang,’’ ucap pria 55 tahun tersebut.
Di usia remajanya, ketika menjadi caddy, setiap hari Ali membawakan tas berisi peralatan golf yang beratnya bisa mencapai 10 kg.
Ali adalah salah satu caddy yang giat berlatih golf. Pada 1975 dia pun memberanikan diri mengikuti seleksi atlet profesional dan berbagai kompetisi.
Dia pun menjadi salah satu atlet profesional. Kalau sudah mengikuti turnamen, anak keenam dari delapan bersaudara itu bisa berbulan-bulan tidak pulang ke rumah.
’’Dulu saya bisa mengikuti turnamen sebulan empat kali,’’ jelas pria yang baru saja mengikuti Bogor Raya Senior Open 2016 itu.
Senior Open adalah turnamen golf untuk pemain berusia lebih dari 50 tahun. ’’Sejauh ini saya mengikuti turnamen nasional dan seputar ASEAN saja,’’ tambahnya.
Semasa aktif menjadi atlet, Ali kerap menjuarai berbagai kompetisi pada era 80-an. Salah satunya pernah menjuarai Jatim Open 1987.
Menjadi atlet merupakan suatu anugerah baginya. Banyaknya pertandingan membuatnya semakin gila di lapangan. Pundi-pundi rupiah pun terkumpul.
Ketika remaja Ali sudah bisa mencari uang jajan sendiri dan membantu perekonomian keluarganya.
’’Keadaan ekonomi orang tua saya dulu teramat kurang. Jadi, saya harus bisa menghidupi diri sendiri,’’ ungkapnya. ’’Dengan menjadi caddy, saya bisa belajar hingga menjadi atlet,’’ lanjutnya.
Sampai Rabu (4/1), Ali B.S. masih bekerja di Yani Golf Club sebagai salah seorang pengurus. Meski demikian, Ali masih rutin berlatih golf setiap pagi dan sore.
’’Menjadi atlet golf itu tak ada batasan usia. Bahkan, di usia saya sekarang pun masih ada berbagai turnamen yang bisa diikuti,’’ tuturnya.
Lapangan itu sudah menjadi rumah keduanya, menghiasi perjalanan hidupnya. Bagaimana tidak, dia sudah 45 tahun bekerja di YGC.
sumber : JawaPos