Rory Hie lahir di Balikpapan, Indonesia. Dia pertama kali bermain golf pada usianya yang baru saja menginjak enam tahun, kemudian ia menghabiskan waktunya di Amerika Serikat, di mana dia adalah pemain junior yang paling dicari pada tahun 2006, mencapai peringkat #1 junior di AS.
Rory Hie telah menorehkan sejarah saat ia menjuarai Classic Golf and Country Club International Championship, pada hari Minggu (15/9). Hal ini merupakan kemenangan pertama bagi Rory di turnamen Asian Tour.
Kemudian, Rory juga menang wire to wire setelah memimpin sejak putaran pertama, dengan mencatatkan skor 64, 68, 67 dan 68 untuk mengunci perolehannya bersama raihan 21 under par 267. Dengan kemenangan ini, Rory berhak atas hadiah uang senilai 54 ribu dolar AS.
Selain itu, ia bermain tanpa bogey, Rory menunjukkan ketenangannya saat mengawali putarannya pada hari ini dengan birdie. Kemudian dia juga terus menunjukkan permainan apiknya dan membukukan tiga birdie beruntun di sembilan hole kedua.
“Puji Tuhan, saya akhirnya menjadi juara Asian Tour. Banyak pemain bagus yang tidak pernah, atau belum pernah menang. Dan tidak tahu apakah saya layak. Saya hanya senang ini semua terjadi,” kata Rory seperti yang dikutip dari Asian Tour.com.
“Saya melakukan putt seperti juara hari ini. Saya pikir itu yang membuatnya berbeda. Saya hampir bisa memasukkan semua putt . Tanpa bantuan Lawrie (pelatih timnas Indonesia) saya tidak mungkin bisa melakukan ini semua, sama sekali tidak.” Jelasnya.
“Saya begitu gugup memasuki putaran hari ini, sedikit gemetar bahkan saat di driving range. Tapi saya bisa kembali fokus dan akhirnya setelah membuat birdie di hole 15 saya tahu saya sudah unggul dua pukulan, dan saya merasa sulit mengontrol emosi saya.”
“Saya tahu yang saya butuhkan hanya membuat par . Dan saya membuat penyelamatan bagus di hole 17, dan itu sungguh luar biasa. “ Katanya.
“Saya ingin mendedikasikan kemenangan ini untuk Arie Irawan yang telah meninggalkan kita. Saya merasa seperti kami berjuang bersama sebagai pemain pro, dan sayangnya dia tidak berhasil hingga sejauh ini. Saya yakin doa bangga melihat saya sekarang ini, kami memang teman baik.” Jelasnya saat menambahkan.
Sementara itu, kemenangan pegolf yang berusia 31 tahun ini memberikan angin segar bagi dunia golf tanah air. Rory berhasil mensejajarkan namanya dengan Kasiadi, yang pernah menjadi juara Indonesia Open, yang merupakan turnamen level regional Asia, pada tahun 1989 silam.
Tetapi sebelumnya, di level Asian Development Tour (ADT), George Gandaranata juga pernah mendapatkan juara di PGM Langkawi Championship pada tahun 2016.
Selain itu, pemain Indonesia lainnya, Danny Masrin yang juga bertanding di Classic Golf and Country Club International Championship finis ties di posisi 57 bersama empat pegolf lainnya, yaitu Yuvraj Singh Sandhu dan Manu Gandas asal India, kemudian Gregory Foo dari Singapura dan Narutoshi Yamaoka dari Jepang, dengan raihan 2 under par 268.
Sumber : golfjoy.co.id